Dimensi Spiritual
Meskipun para peneliti tentang spiritual yang sehat mencatat bahwa spiritual harus dipahami dalam multidimensional, namun Ingersoll (Desmita, 2012:275) “menggambarkan spiritualitas dalam tujuh dimensi, yaitu makna (meaning), konsep tentang ketuhanan (conception of divinity), hubungan (relationship), misteri (mystery), pengalaman (experience), perbuatan atau permainan (play), dan integrasi (integration)”.
- Meaning, atau makna merupakan dimensi terpenting dari spiritualitas. Meskipun makna tidak mungkin digambarkan dalam cara-cara umum, namun ia dapat dipahami sebagai sesuatu yang dialami individu yang membuat kehidupannya lebih bernilai atau berharga. Manusia mengisi hidupnya bukan untuk suatu tujuan yang sia-sia. Sasaran merupakan wujud kriterium yang ingin dan akan dicapai seseorang. Ia dapat bermakna, tapi juga berpeluang untuk menjadi tanpa makna. Bila ia bermakna, maka secara psikologis sasaran ini memberi kepuasan bagi seseorang, begitu pula sebaliknya.
- Conception of divinity, adalah konsep tentang ketuhanan. Konseptualisasi manusia tentang Tuhan mungkin bermacam-macam, Fox dalam Desmita (2012:275) mengkategorikan, “Konsep individu tentang Tuhan atas, teistik, ateistik, pentheistik, atau panetheistik”. Secara teistikal individu berhubungan dengan kekuatan atau wujud transenden yang utama. Secara ateistik seseorang menyangkal (refute) atau menolak (resist) konsep tentang ketuhanan. Dalam hubungan pantheistik individu berhubungan dengan suatu kekuatan absolut yang bersemayam dalam semua keberadaan, termasuk dalam individu itu sendiri. dalam hubungan panetheistik, kekuatan atau wujud ketuhanan meliputi (flows) seluruh paradoks melebihi semua yang ada.
- Relationship, adalah mengenai tentang hubungan. Salah satu tujuan dari semua mitologi, termasuk agama untuk menemukan hubungan, hubungan yang mencakup bagaimana individu berhubungan dengan konsepnya tentang ketuhanan dan dengan orang lain. Hubungan di sini dimaksudkan juga sebuah perjuangan untuk dan penyatuan dengan realitas dari terkoneksi antar diri, orang lain, dan dengan Zat Yang Maha Kuasa (Infinite) atau yang bersifat ketuhanan (Divine).
- Mystery, misteri juga merupakan salah satu dimensi spiritualitas yang penting. Banks (Desmita, 2012:276) menguraikan bahwa, spiritualitas merupakan dimensi yang secara tipikal dirasakan sesuatu yang tidak bisa dipahami dan tidak bisa dilukiskan. Ketika seseorang berbicara tentang kekuatan transenden, pengalaman fenomenologis tentang makna, atau kesadaran akan alam yang tidak bisa dilukiskan seperti interkoneksi antar-individual, mereka sampai pada batas-batas yang tidak terkatakan dan misterius.
- Experience, adalah dimensi pengalaman. Dimensi pengalaman sangat penting, di mana seseorang menceritakan tentang pencarian makna hidup; apa yang sesungguhnya mereka cari adalah pengalaman hidup. Spiritualitas sering dihubungkan dengan pengalaman yang terjadi dalam kehidupan, pengalaman spiritual merupakan pengalaman puncak dalam kehidupan seseorang. Maslow (Desmita, 2012:277) menyatakan bahwa elemen spiritual dari pengalaman puncak seseorang dipengaruhi oleh nilai-nilai yang berkembang di dunia sekuler dan kerinduan akan makna.
- Dimentional integration, adalah dimensi yang saling berintegrasi, dimana keenam dimensi spiritual yang telah dijelaskan tidaklah berdiri sendiri, melainkan saling berintegrasi antara satu dengan yang lainnya, merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sheldrake (Desmita, 2012:277) menyatakan bahwa, spiritual merupakan suatu integrasi dari semua aspek pengalaman dan kehidupan manusia.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa spiritualitas sesungguhnya merupakan gabungan dari semua dimensi; 1) dimensi menemukan makna yang merupakan terpenting dalam dimensi spiritualitas, 2) dimensi tentang konsep tentang ketuhanan, di mana seorang individu mengkonseptualisasi sosok transenden dalam hidupnya, 3) dimensi hubungan, setelah seseorang mampu mengkonstualisasikan sosok transenden maka selanjutnya seseorang membangun hubungan antara dirinya dengan Tuhannya, 4) dimensi misteri, dimensi yang tak bisa dijelaskan namun dirasakan keberadaannya, 5) dimensi pengalaman, dimensi yang memberikan makna pentingnya pengalaman spiritual dalam diri seseorang, 6) dimensi integrasi, dimensi yang menjelaskan bahwa keseluruhan dimensi di atas merupakan satu kesatuan yang saling berintegrasi antara satu dengan yang lainnya.
Berbeda dengan Ingersholl, Achir Yani S. Hamid dalam Desmita (2012:277) menyatakan empat dimensi spiritual yaitu:
- Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan;
- Menemukan arti atau makna hidup;
- Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri;
- Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Tuhan Yang Maha Tinggi.
: Desmita, 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar