Spiritualitas dan Religiusitas

Untuk lebih mudah memahami tentang spiritualitas, perlu juga diuraikan tentang hubungannya dengan religiusitas. Ini penting, karena belakangan ini berkembang paham yang menganggap spiritualitas lebih penting dari pada agama. Pandangan ini berkembang sejak John Naisbitt dan Aburdence, dua futurolog kenamaan mengeluarkan semboyan yang berbunyi: “Spirituality, Yes, Organized Religion, NO”.

Menurut estimasi Naisbitt dan Aburdence, masyarakat di masa depan akan mengabaikan agama dan lebih mendalami spiritualitas. Karena itu, perbedaan keduanya akan semakin tajam, meskipun spiritualitas dan religiusitas sama-sama berkaitan dengan kebutuhan paling mendasar.

Dimensi Spiritual

Meskipun para peneliti tentang spiritual yang sehat mencatat bahwa spiritual harus dipahami dalam multidimensional, namun Ingersoll (Desmita, 2012:275) “menggambarkan spiritualitas dalam tujuh dimensi, yaitu makna (meaning), konsep tentang ketuhanan (conception of divinity), hubungan (relationship), misteri (mystery), pengalaman (experience), perbuatan atau permainan (play), dan integrasi (integration)”.
    1. Meaning, atau makna merupakan dimensi terpenting dari spiritualitas. Meskipun makna tidak mungkin digambarkan dalam cara-cara umum, namun ia dapat dipahami sebagai sesuatu yang dialami individu yang membuat kehidupannya lebih bernilai atau berharga. Manusia mengisi hidupnya bukan untuk suatu tujuan yang sia-sia. Sasaran merupakan wujud kriterium yang ingin dan akan dicapai seseorang. Ia dapat bermakna, tapi juga berpeluang untuk menjadi tanpa makna. Bila ia bermakna, maka secara psikologis sasaran ini memberi kepuasan bagi seseorang, begitu pula sebaliknya.

Karakteristik Perkembangan Spiritual Peserta Didik

Teori perkembangan Spiritual Fowler

Teori perkembangan spiritual Fowler merupakan salah satu teori yang banyak dijadikan acuan dalam mempelajari perkembangan kehidupan spiritual atau agama, yang dikenal dengan stage of faith development dari James Fowler. Fowler adalah perintis teori mengenai tahap perkembangan kepercayaan yang dimaksudkan untuk menunjukkan penelitian empiris dan refleksi teoritis, yang telah diakui secara internasional sebagai psikolog agama yang sangat penting.

Implikasi Perkembangan Spiritual Terhadap Pendidikan

Sekolah sebagai lembaga pendidikan dituntut untuk membantu siswa dalam mengembangkan spiritual mereka, sehingga mereka dapat menjadi manusia yang religius dan moralitas dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan itu pendidikan harus menjadikan sekolah sebagai wahana yang kondusif bagi siswa untuk menghayati agamanya, tidak hanya sekedar bersifat teoritis, tetapi penghayatan yang benar-benar dikontruksi dari pengalaman keberagamaan.

Catatan Skripsi

Hal yang paling menyenangkan saat mengerjakan skripsi adalah, kau bisa bermain-main dengan segala imajinasi penalaranmu. Tapi, kau harus tetap menjunjung keabsahan yang sebenarnya. Maka dari itu, kamu harus bisa berdiri sendiri dengan benar-benar mengerti apa yang sedang dikerjakan. Dengan kata lain, kamu harus punya pendirian diantara banyaknya pesona-pesona yang berceceran.

Skripsi menuntut diri untuk lebih percaya pada kemampuannya, skripsi membuatmu harus bisa menaikkan kadar level kepercayaan diri sendiri dalam menciptakan sesuatu yang pasti dirasa benar dan bisa dipertanggung jawabkan, dengan alasan-alasan yang memiliki sumber kredibel untuk tanggung jawab itu.

Karena nantinya, tidak menutup kemungkinan kau akan diuji dalam bentuk pertanggung jawaban dengan sebuah tanya sederhana, "mengapa?"