Pengertian budi pekerti mengacu pada pengertian dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan sebagai moralitas. Moralitas mengandung beberapa pengertian antara lain; adat istiadat, sopan santun, dan perilaku. Sedangkan menurut draft kurikulum berbasis kompetensi (2001), budi pekerti berisi nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur menurut kebaikan dan keburukannya melalui norma agama, norma hukum, tata krama dan sopan santun, norma budaya dan adat istiadat di masyarakat. Budi pekerti akan mengidentifikasi perilaku positif yang diharapkan dapat terwujud dalam perbuatan, perkataan, pikiran, sikap, perasaan dan kepribadian peserta didik.
Budi pekerti berinduk pada etika atau filsafat moral. Secara etimologis kata etika sangat dekat dengan moral. Etika berasal dari bahasa Yunani ethos (jamak: ta etha) yang berarti adat kebiasaan. Adapun moral berasal dari bahasa Latin mos (jamak: mores) yang mengandung arti adat kebiasaan.
Etika adalah studi tentang cara penerapan hal yang baik bagi hidup manusia, menurut Solomon (1984:2) mencakup dua aspek yaitu;
- Disiplin ilmu yang mempelajari nilai – nilai dan pembenarannya.
- Nilai – nilai hidup nyata dan hukum tingkah laku manusia yang menopang nilai – nilai tersebut.
Menurut Bertens (1993:4) mengartikan etika sebagai ilmu yang mempelajari adat kebiasaan, termasuk di dalamnya moral yang mengandung nilai, dan norma yang menjadi pegangan hidup seseorang atau sekelompok orang bagi pengaturan tingkah lakunya. Dalam kaitannya dengan budi pekerti, etika membahasnya sebagai kesadaran seseorang untuk membuat pertimbangan moral yang rasional mengenai kewajiban memutuskan pilihan terbaik dalam menghadapi masalah nyata. Keputusan yang diambil seseorang harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral terhadap diri sendiri maupun lingkungannya.
Ada 3 konsep utama pendekatan budi pekerti, yaitu sebagai berikut:
1. Pendekatan Etika (Filsafat Moral)
Budi pekerti adalah watak atau tabiat khusus seseorang untuk berbuat sopan dan menghargai pihak lain yang tercermin dalam perilaku dan kehidupannya. Sedangkan watak merupakan keseluruhan dorongan, sikap, keputusan, kebiasaan dan nilai moral seseorang yang baik, yang dicakup dalam satu istilah sebagai kebajikan.
2. Pendekatan Psikologi
Budi pekerti mengandung watak moral yang baku dan melibatkan keputusan berdasarkan nilai – nilai hidup. Watak seseorang dapat dilihat pada perilakunya yang diatur oleh usaha dan kehendak berdasarkan hati nurani sebagai pengendali bagi penyesuaian diri dalam hidup bermasyarakat (Hurlock, 1978:8).
3. Pendekatan Pendidikan
Pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat peserta didik dengan cara menghayati nilai – nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin dan kerja sama (Banks, 1990:429; Jorimlek, 1990:53).
Selanjutnya dalam taksonomi bloom, pendidikan budi pekerti menekankan ranah afektif (perasaan dan sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional) dan ranah skill/ psikomotorik (keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan pendapat dan kerja sama).
Menurut Jorimlek (1990: 53–57) untuk menghindari kerancuan pendidikan budi pekerti dengan jenis pendidikan afektif, pendidikan nilai, pendidikan moral dan pendidikan karakter. Maka perlu dikemukakan pengertian masing – masing sebagai berikut:
a. Pendidikan Afektif
Pendidikan ini berusaha mengembangkan aspek emosi watak perasaan yang umumnya terdapat dalam pendidikan humaniora dan seni, namun juga dihubungkan dengan sistem nilai – nilai hidup, sikap, dan keyakinan untuk mengembangkan moral dan watak seseorang.
b. Pendidikan Nilai – nilai
Pengembangan pribadi peserta didik tentang pola keyakinan yang terdapat dalam sistem keyakinan suatu masyarakat tentang hal baik yang harus dilakukan dan hal buruk yang harus dihindari. Dalam nilai – nilai ini terdapat pembakuan tentang hal baik dan hal buruk serta pengaturan perilaku. Nilai – nilai hidup dalam masyarakat sangat banyak jumlahnya sehingga pendidikan berusaha membantu untuk mengenali, memilih, dan menetapkan nilai – nilai tertentu yang dapat digunakan sebagai landasan pengambilan keputusan untuk berperilaku secara konsisten dan menjadi kebiasaan dalam hidup bermasyarakat.
c. Pendidikan Moral
Pendidikan moral berusaha untuk mengembangkan pola perilaku seseorang sesuai dengan kehendak masyarakatnya. Kehendak ini berwujud moralitas atau kesusilaan yang berisi nilai – nilai dan kehidupan yang berada dalam masyarakat. Karena menyangkut dua aspek yaitu; nilai – nilai dan kehidupan nyata. Maka pendidikan moral lebih banyak membahas masalah dilema yang bertujuan untuk mengambil keputusan moral yang terbaik bagi diri dan masyarakatnya.
d. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter sering disamakan dengan pendidikan budi pekerti. Seseorang dapat dikatakan berkarakter atau berwatak jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang telah dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.
e. Pendidikan Budi Pekerti
Pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat peserta didik dengan cara menghayati nilai – nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin dan kerja sama yang menekankan ranah afektif tanpa meninggalkan ranah kognitif dan ranah psikomotorik/Skill.
: Dikutip dari, Zuriah, Nurul.2011. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar