Setelah lulus sekolah magister, rasanya chapter baru perjalanan perlu diperhatikan lagi. Setelah lulus sekolah magister, diri berhak berada di atas anak tangga yang lebih tinggi dari sebelumnya. Bahwa hidup adalah perjalanan, bukan begitu?
Tulisan ini ditulis di malam hari, saat senyap heningnya malam masih menjadi teman seperti kala itu. Jika sudah bergemuruh isi kepala ini akan menjadi lebih egois dari siapapun untuk dituangkan di atas canvas putih yang entah akan ada yang membacanya atau pun tidak. Sekalipun sudah di rumah, dan sudah lulus sekolah magister, prahara riuh-gemuruh urusan duniawi yang menjadikan diri tetap hidup ini adalah akan tetap terus ada, deadline ini pun tetap menjalankan perannya. Gegabah dan ceroboh diri masih menjadi kendala yang memaniskan juang, untuk diri agar bersedia berusaha lebih keras dari siapapun mengalahkannya. Tulisan ini ditulis di malam bulan ramadhan yang kesekian kalinya dalam hidup.
Terima kasih sebab selalu bersedia bertanya, menjadi telinga yang tangguh untuk menemani gila-nya diri ini atas segala pilihan dalam hidupnya. Entah memang sebab tulus atau hanya mencari teman bersusah payah. Apapun itu, bagi gadis pecinta kesendirian ini, bentuk perhatian sekalipun hanya bertanya adalah sebuah apresiasi yang begitu-menyenangkan. Sebab di usia sekarang, nilai sebuah percakapan dan pertemuan adalah mewah. Saya sangat berterima kasih untuk waktu dan emosi, saya tahu ini sangat mahal harganya.
Saya tidak lagi menjadi sangat idealis, dibesarkan dengan kemandirian, menepis idealis diri adalah prahara pelik. Namun di fase ini saya bersedia untuk membuka banyak pintu dan mengambil segala kesempatan yang ada dengan yakin dan tidak ada gusar, walau saya tetap memilih, dan saya pemilih yang ulung. Apatah takut yang sudah berteman, walau takut tetaplah takut, sekalipun telah menemani sepanjang hayat. Semoga segala takut akan menepis atas tekad dan rasa yakin. Kadang, takut bisa menjadi candu bahkan rindu.
Sungguh, entah kemana arah tulisan ini menemukan hilirnya, random sekali. Semoga sakit typo dan ceroboh diri bisa membaik dan pulih menjadi normalnya manusia. Minimal berproses dari typoan menjadi tidak lagi typo bisa menjadi suatu pencapaian hidup nyata yang membanggakan. Agar randomnya jiwa dapat dimengerti dengan mudah oleh siapa saja, tidak lagi menjadi gadis yang rumit seperti kala itu. Agar menulis yang disenangi bisa menjadi hal yang juga menyenangkan bagi siapa saja yang tersesat untuk membacanya.
Selalu ada berkah yang bisa dinikmati di bulan ramadhan. Saya selalu menjadikan ramadhan sebagai pintu pembuka akan segala kebaikan-lembaran kehidupan-halaman baru, dari fase hidup atas perjalanan yang akan ditempuh berikutnya. Saya selalu bahagia menyambut datangnya bulan mulia ini. Perjalanan hingga menuju hari ini adalah suatu dengan skala yang pantas untuk diterima, atas perjuangan, duka-lara, nestapa yang telah dilalui dan ditukarkan bersamanya. Semoga Tuhanku berbaik hati selalu, sungguh Allah Mahapengasih dan Mahapenyayang pada hamba-Nya selalu. Saya berharap saya selalu bisa menjadi manusia yang gampang bersyukur dan selalu bersyukur atas segala nikmat yang dititipkan.
Untuk rejeki yang masih menggantung di pelupuk semesta, semoga jika waktunya runtuh, runtuhlah dengan deras, sebanyak yang bisa ditumpahkan, jangan risau diri ini tidak akan gila-silau mata atau gelap mata, apalagi girang bukan kepalang. Atas segenap langkah yang ditapaki ada banyak hikmah yang dipetik, ada banyak pembelajaran atas apa yang dilihat dari jalan-jalan yang telah dilalui sejauh ini, sungguh semoga dunia tidak lagi membuat silau. Semoga sombong diri Tuhan hapuskan yang tersisa hanya kebijaksanaan yang panjang. Hingga sampai dan berada di sini hari ini, telah ada panjangnya waktu yang dilalui untuk mendapatkannya.
Mungkin setelah ini masih ada pekerjaan rumah untuk diri sendiri agar ia mudah untuk menjadi seperti apa seharusnya diri ini menjadi. Semisal belajar tersenyum, memperbaiki gaya duduk agar tetap tegap dan percaya diri, belajar menjadi ceo, memimpin sebuah projek sederhana dan projek megah, bersiap menjadi menteri pendidikan seperti apa yang dipintakan selama ini, adalah hal yang perlu dipersiapkan. Terkadang menjadi hari ini adalah proses panjang dari apa yang telah dipersiapkan diri dari panjang hari yang telah dilalui. Seperti kata pepatah, teruslah mendayung lahan-perlahan kau akan sampai pada apa yang menjadi muara.
Ada, tentu ada amin yang paling serius yang terpanjat di bulan istimewa ramadhan tahun ini. Semoga di ramadhan tahun depan Tuhan mendatangkan pasangan sejiwa yang hadirnya dapat menghadirkan senyum, tawa, syukur, berkah, sakinah, mawaddah, dan warahmah. Tidak hanya menjadi berkah untuk diri sendiri, namun menjadi berkah di manapun ia mengorbit. Membuat bangga dan meringankan segala gemuruh emosi, pada sosok yang menyenangkan, bisa menerima diri utuh jiwa raga, menyatukan segenap keluarga, atas iman yang meneduhkan, dan juga atas hidupnya mengagumkan. Lebih jauh terserah pada-Mu, wahai Tuhanku, Engkau adalah sebaik-baik pengabul segala harap. Untuk waktu dekat, semoga selalu ada kabar baik yang menyertai.
Sebagai hamba tugasnya adalah berdoa, meminta, berharap dengan sungguh, dan yakin pada baik-nya semesta dan Allah selalu Mahabaik. Jangan sungkan melabuhkan pinta dan terus meminta pada-Nya. Berharap pada-Nya adalah bentuk kekuatan. Jangan bosan. Jadikan Ia sebagai penyemangat jiwa.
Di usia dua enam banyak hal yang terjadi dalam diri dan membentuk utuh lahan-perlahan, tentu semua akan terus berjalan, mengorbit, dan tidak ada yang boleh berhenti sampai di sini. Duhai diri, semoga bahagia dan sehat selalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar